Rentang waktu pertengahan tahun adalah masa-masa penting bagi pelajar atau santri yang mengakhiri masa putih abu-abunya di Madrasah Aliyah/Sederajat usai pelaksanaan ujian nasional untuk menentukan kelanjutan studinya ke jenjang perguruan tinggi, baik di dalam ataupun luar negeri. Salah satu Perguruan Tinggi Islam yang diminati ribuan santri adalah Universitas Al-Azhar Kairo.
Banyak yang sudah menyusun rencana memasuki universitas Islam tertua di dunia ini dan menunggu-nunggu informasi tentang pembukaan pendaftaran ujian seleksi yang biasanya diselenggarakan pada Bulan April/Mei setiap tahunnya. Tetapi karena pandemi Covid-19, banyak plan mesti dipertimbangkan kembali, termasuk yang menjadi banyak pertanyaan masyarakat “Adakah penyelenggaraan ujian seleksi Universitas Al-Azhar dan pengiriman mahasiswa baru ke Kairo tahun ini?”
Berikut adalah hasil pengumpulan informasi seputar Pendaftaran Jalur Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan Pendaftaran Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA).
Jalur PUSIBA
Sampai saat ini yang telah mengambil keputusan adalah PUSIBA dengan menerbitkan edaran pada 18 Mei 2020 (lihat di sini), berisi pengumuman pendaftaran kelas baru PUSIBA dengan melakukan Ujian Tahdid Mustawa (Placement Test) untuk angkatan ke-3. Menurut Wakil Ketua OIAA Dr. Muchlis Hanafi, pendaftaran ini dibuka setelah ada arahan dari OIAA Pusat di Kairo dan induknya Markaz Al-Azhar Li Ta’līm al-Lughah, serta mendengar masukan dari Pak Atdikbud dan setelah melaporkannya ke Kemenag.
Pendaftaran tersebut dibuka mulai 18 Mei 2020 dan ditutup 04 Juni 2020, adapun ujian Tahdid Mustwanya dilakukukan secara daring pada 08 Juni 2020. Dengan rincian ketentuan-ketentuan yang dapat dibaca dalam surat edaran (download disini)
Dari hasil penentuan level tersebut, bila PSBB sebab pandemi masih terus berlangsung, kelas pembelajaran akan diadakan secara online. Adapun apabila telah stabil, dari hasil penentuan tersebut, peserta dapat memilih akan ditempatkan belajar di Pusat Pembelajaran Bahasa Arab di cabangnya di Jakarta atau di pusatnya di Kairo dengan level yang sama.
Tetapi yang cukup janggal adalah besaran biaya yang dipatok untuk pesertanya yaitu Rp 2.900.000 per-level. Setelah dikurangi biaya asrama dan makan yang sebelumnya total sebesar Rp 4.900.000.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi website resmi di pusiba.com atau berkomunikasi langsung dengan narahubung resminya.
Jalur Kemenag
Sampai saat ini Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam (DIKTIS) Kemenag RI yang berwenang belum memutuskan akan ada atau tidaknya pembukaan Seleksi Mahasiswa Baru Timur Tengah. Kemenag tentu punya pertimbangan tersendiri. Bapak Kasubdit Kemenag mengatakan bahwa telah menjalin koordinasi dengan Kemenlu RI melalui surat yang dikirimkan per 20 Maret, dan pihak Kemenlu menyarankan seleksi Camaba ditahan sampai ada clearance Covid-19 dari dua negara.
Bapak Usman Syihab sendiri menyarankan, “Jika memang ada mekanisme ujian penerimaan/seleksi ke Al-Azhar baik secara elektronik atau lainnya maka itu akan lebih baik. Untuk menghadapi kemungkinan berakhirnya Covid-19 sebelum akhir tahun ini paling lama. Hal ini untuk antisipasi, bahwa Indonesia sudah memiliki calon mahasiswa yang akan belajar di Al-Azhar untuk tahun ajaran 2020/2021.”
Langkah itu diambil karena kondisi perkuliahan di Al-Azhar sampai tetap berjalan secara online dan saat ini tengah proses ujian dengan menerima paper bagi mahasiswa/i tingkat 1-3, sebagai antisipasi sehingga tidak ketinggalan tahun ini.
Jangn lupa tinggalkan jejakmu!
"Dari hasil penentuan level tersebut, bila PSBB sebab pandemi masih terus berlangsung, kelas pembelajaran akan diadakan secara online. Adapun apabila telah stabil, dari hasil penentuan tersebut, peserta dapat memilih akan ditempatkan belajar di Pusat Pembelajaran Bahasa Arab di cabangnya di Jakarta atau di pusatnya di Kairo dengan level yang sama."
Apakah info ini valid ya ust? Saya alumni pusiba dapat kabar dri asatidz yg ada di Pusiba kalau untuk angakatan ke – 3 pusiba, belajar nya tetap di markaz Pusiba, bekasi. Tidak ada pilihan untuk belajar di MSZ.
Jazakallah khairan