Sesi pertama panel Simposium PPI Timtengka ke-5 tahun 2021 telah sukses diselenggarakan pada Jumat (30/4). Simposium yang dilaksanakan di Republik Arab Mesir kali ini mengangkat tema “Moderasi Beragama dalam Dinamika Berbangsa dan Bernegara Pasca Covid-19”. Acara yang dilaksanakan secara hybrid atau online dan offline ini mengundang para perwakilan mahasiswa yang sedang menempuh studi di Timur Tengah seperti PPMI Arab Saudi, PPMI Mesir, PPI Maroko, KKMI Libya, PPI Sudan, dan lain sebagainya.
Simposium yang kesekian kalinya dilaksanakan di Mesir ini juga turut mengundang Menteri Urusan Luar Negeri, Retno, L.P. Marsudi, Wakil Menteri Agama, Drs. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si., Ketua Ikatan Alumni Al-Azhar cabang Indonesia, TGB Dr. Muhammad Zainul Majdi, Lc. MA., Staf Ahli bidang Hubungan antar Lembaga Kemlu, Muhsin Syihab, serta Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. Suyitno M.Ag. Sederet nama Duta Besar RI untuk negara-negara Timur Tengah juga turut hadir seperti Lutfi Rauf (Dubes RI untuk Mesir), dan Hajriyanto Y. Tohari (Dubes RI untuk Lebanon),
Baca juga: Kabar Baik, Kemenag Revisi Skor CBT dan Wawancara Seleksi Camaba Timur Tengah 2021
Simposium antar PPI atau Persatuan Pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika ini adalah yang kali kelima diadakan. Masih terkungkung dalam jerat pandemi Covid-19, membuat Simposium kali ini memliki tema unik tentang upaya pelestarian dan efektifisasi moderasi beragama pasca pandemi Covid-19 dalam bingkai berbangsa dan bernegara.
Dalam sambutannya, Koordinator PPI dunia, Khoirul Anam, Ph.D. menyatakan bahwa tugas sebuah negara adalah memfasilitasi kenyamanan beribadah setiap agama dan menjadi fasilitator bagi perdamaian antar agama. “Saya terkesan dengan negara Ceko yang 95% penduduknya adalah ateis, tetapi begitu menghormati pemeluk agama lain dalam menjalankan ibadah,” ujar sosok yang sedang menempuh studi di Praha, Republik Ceko tersebut.
Pada opening speech selanjutnya, tema moderasi beragama masih menjadi titik fokus para pembicara seperti yang dibawakan oleh Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kemenlu, Muhsin Syihab serta Wakil Menteri Agama RI, Drs. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si. Yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag.
Baca juga: Bersua Ramadan di Negeri Para Nabi
Muhsin Syihab banyak mewanti-wanti kepada pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi agama di Timur Tengah agar bisa menanamkan nilai-nilai washatiyyah yang menurutnya merupakan hadiah terbesar dari tradisi pemikiran Islam yang ada di Nusantara.
Sementara Prof. Dr. Suyitno, M.Ag, menyampaikan bahwa dalam Kementerian Agama, Moderasi Beragama adalah priority program yang terus dikedepankan di seluruh lini. “Wasathiyyah ini harus dimaknai sebagai cara kita bersikap dan berperilaku dalam mengimplementasikan ajaran agama,” ujar Prof. Suyitno.
Di akhir pidatonya Prof. Suyitno memberikan pesan kepada para pelajar Indonesia yang kini sedang berdiaspora di Timur Tengah dan juga Afrika agar terus menanamkan kecintaan terhadap tanah air di mana pun berada. Prof. Suyitno mengungkapkan bahwa tanah air akan selalu menjadi tempat mengabdi dan berjuang sehabis bersusah payah di negeri orang. “NKRI adalah bagian yang tak terpisahkan di mana pun kita berada,” ujar Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam itu.
Baca juga: Pernah Putus Sekolah, Kisah Sedih Masa Kecil Amid Ushuluddin Universitas Al-Azhar
Sesi Panel Simposium PPIDK Timtengka ini juga menggelar webinar bertemakan Geopolitik yang dibawakan oleh Duta Besar RI untuk Mesir, Dr. Lutfi Rauf. Keynoote speaker dalam sesi panel ini, yaitu TGB Dr. Muhammad Zainul Majdi juga memberikan sesi wicara tentang peran alumni Timur Tengah dan Moderasi beragama. Melalui Simposium ini para pelajar Timur Tengah diharapkan memiliki wawasan yang luas serta dapat memenuhi harapan para pemimpin bangsa ke depannya.
Reporter: Anhar Azzumta
Editor: Nazhril Fathra