Ppmimesir.or.id, Kairo—PPMI Mesir menggandeng DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) UIN Syarief Hidayatullah dalam agenda “Bincang Mahasiswa Nasional” pada Sabtu, 16/4/2022 melalui Instagram PPMI Mesir. Agenda ini diisi oleh Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN, Pebri Nur Hayati sebagai narasumber dan dimoderatori oleh Menteri Dalam Negeri PPMI Mesir, Naila Zulfa.
“Selain mahasiswa Indonesia sendiri, banyak mahasiswa luar negeri yang kuliah di UIN. Biasanya masuk kelas internasional, kebanyakan dari Thailand dan Timur Tengah,” pungkas Pebri dalam sambutan pembukaan Bincang Mahasiswa Nasional.
Menurutnya UIN Syarief Hidayatullah yang terletak di daerah Tangerang merupakan UIN terbesar di Indonesia. Dengan total mahasiswa sekitar 30.000 banyaknya. Tidak sedikit mahasiswa asal luar negeri yang mendaftar ke UIN Syarief Hidayatullah untuk jenjang S2. Sebab pendidikan dan program-program yang dianggap sangat relevan. Baik akademik maupun non-akademik. Pebri juga menambahkan bahwa di UIN terdapat banyak kajian-kajian keagamaan.
Pebri juga menjelaskan mengenai biaya hidup dan kuliah sebagai mahasiswa UIN. Dalam pengajuan biaya sewaktu pendaftaran kuliah disesuaikan dengan keadaan pekerjaan orang tua. Sebagaimana dikelompokkan dalam tujuh golongan atau tingkatan.
Adapun biaya hidup, UIN Syarief Hidayatullah pun memberikan fasilitas ma’had atau pesantren yang biasanya ditujukan untuk mahasiswa baru. Selebihnya banyak yang memilih kos sebagai tempat tinggal. Untuk biayanya sendiri, antara 800 ribu hingga 2 juta perbulannya disesuaikan fasilitas kos itu sendiri.
UIN Syarief Hidayatullah pun banyak memberikan fasilitas beasiswa akademik maupun non-akademik. Salah satunya beasiswa tiap semester bagi mahasiswa berprestasi. Tak hanya dari UIN sendiri, beberapa beasiswa dari lembaga-lembaga resmi maupun perusahaan-perusahaan besar yang bekerja sama dengan UIN itu sendiri. Seperti Kemendikbud yang kerap mengadakan seleksi beasiswa tiap tahunnya, beasiswa tahfidz yang banyak menaungi para hafidz dan hafidzoh UIN Syarief Hidayatullah.
Pebri menjelaskan beasiswa-beasiswa yang disebutkan hanya diberikan kepada mahasiswa jenjang S1. Namun bukan berarti tidak ada beasiswa jenjang S2. Bahkan UIN Syarief memberikan beberapa fasilitas untuk pasca sarjana. Tujuannya untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi bidangnya.
“Untuk jenjang S2 itu sendiri, informasi sangat mudah didapatkan. Yakni melalui website resmi UIN Syarief Hidayatullah yang menyajikan informasi lengkap serta detail mengenai pembukaan pendaftaran serta beasiswa yang ditawarkan. Dijelaskan juga bahwa UIN juga menyediakan beasiswa penuh untuk jenjang S2 melalui kerja sama Kemenag. Beasiswa bisa seputar biaya hidup, kuliah hingga penelitian tesis,” jelas Presiden DEMA UIN.
Peminatnya tidak hanya mahasiswa dalam negeri, disebutkan Pebri bahwa mahasiswa asal Timur Tengah pun banyak mendaftar ke jenjang S2. Setidaknya banyak dari kalangan Asia Tenggara minat untuk masuk ke UIN syarief Hidayatullah jenjang S2.
Tidak sekedar jenjang perkuliahan, moderator juga bertanya mengenai dinamika kuliah hingga organisasi. Pebri mengatakan bahwa kehidupan UIN Syarief bisa dibilang sangat kompetitif. Dimulai dari kompetisi mahasiswa terbaik, mahasiswa teraktif, mahasiswa paling tempat waktu yang semua dihitung atas kesesuaian program yang diambil. Masa selesai program tercepat biasanya berkisar 3,5 tahun hingga 4 tahun.
Terkait organisasi pun di UIN Syarief terbilang sangat aktif dan cukup memenuhi kebutuhan akademik maupun non-akademik. Dari tingkat jurusan, fakultas, universitas, hingga bidang-bidang legislative, eksekutif maupun minat bakat. Dewan Eksekutif Mahasiswa sendiri menduduki bidang eksekutif universitas. Yang mana di kampus lain mungkin disebut BEM atau Badan Eksekutif Mahasiswa.