Ppmimesir.or.id, Kairo–Mahasiswa Indonesia di Mesir diskusikan kelayakan permukiman padat Masisir dari segi kesehatan dan keamanan dalam SDC (Student Dialogue Community) pada 17/7/2022 di Wisma Nusantara. Maraknya tinggal di Darrosah merupakan fenomena baru dalam tiga tahun terakhir. Tidak hanya sekadar menurunnya kualitas, bidang kesehatan pun acapkali menjadi keresahan bersama, misalnya dalam menangani beberapa penyakit kronis yang mulai timbul di kalangan Masisir. Sebut saja maag akut, lambung, kanker paru-paru, hingga ginjal yang mana beberapa di antaranya tidak dapat diselamatkan.
Luthfan selaku perwakilan Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa sakit yang kebanyakan diderita oleh Masisir, merupakan penyakit pernapasan dan pencernaan. Ia membeberkan bahwa “Penyebab utama yakni kelalaian gaya hidup Masisir dan juga lingkungan Darrosah yang terbilang kotor,” sebut Mahasiswa asal Sulawesi tersebut.
Ia mengaku sangat menyesali beberapa perbuatan Masisir yang terbilang menyakiti diri sendiri seperti merokok, tidak memperhatikan kebersihan rumah, hingga konsumsi yang kurang sesuai kebutuhan gizi. Ia juga mengimbuhkan bahwa kepadatan Masisir di daerah Darrosah sepertinya menjadi pengaruh besar atas menurunnya kesehatan imun tubuh Masisir itu sendiri, sebab semakin banyak populasi yang tinggal di Darrosah, maka semakin sempit ruang gerak Masisir. Sebut saja dalam bertempat huni, rumah yang seharusnya diisi hanya untuk 5 orang namun dipenuhi hingga 9 orang.
Fikri Mirfaqo berpendapat sama, ia juga menambahkan tentang suka duka tempat huni daerah Darrosah dalam bidang keamanan. Menurutnya keamanan semakin sulit, dan kriminalitas yang semakin longgar menjadi perkara yang tak berkesudahan. Sebab, daerah yang biasa Masisir sebut dengan Darrosah itu menempati posisi pertama dengan kriminalitas tertinggi di kalangan Masisir akhir-akhir ini.
“Dulu, tempat paling banyak begal itu Hay Asyir, namun sekarang jadi Darrosah. Jenis kriminalnya tidak lain seperti penjambretan, pelecehan, hingga kekerasan. Saya rasa, itu karena kepadatan yang semakin bertambah. Sehingga kita yang sebagai minoritas berhasil mengundang para oknum kejahatan (Begal) bahkan dari luar daerah,” imbuh Fikri Mirfaqo selaku Wakil Komandan DKKM.