Oleh: Auzi’na ‘Azmal Umuur
Khadim PPMI Mesir 2022/2023
Mungkin dari poto saya tersebar bersama Sekeretaris Jenderal OIAA menuai banyak respon, dibilang menyerahlah, penghianatlah, tunduk pada kekuasaanlah, silahkan saja. Disalahpahami itu sarapan saya tiap hari. It’s okay.
Mari kita sederhanakan, problem kita itu 3: Sebelum, ketika dan sesudah. Saya tertarik pada hal yang kedua dulu; ketika. Masalahnya terlalu banyak yang berkomentar tentang sebelum (seleksi camaba dan regulasiny), tanpa disadari mereka yang terlalu nyaring, tidak berperan penting dalam hal ketika (dengan segala hormat tanpa merendahkan siapapun).
Mereka yang senantiasa berperan aktif dalam ketika, tidak terlalu banyak menghujat bahkan lebih banyak berperan aktif dan mendoakan, jujur saja, nama-nama seperti: Kang Ali Airham, Ustadz Zhia, yai Ihsan, yai Falah, ustadz Umair, ustadz Agung, ustadz Fatih, ustadz Azwar, ustadz Saiful Millah dll. Senantiasa membimbing mahasiswa dan membenahi pada sektor yang mereka bisa bantu.
لسان العمل افصح من لسان القول.
Mari kita bicara yang ketiga; sesudah, PPMI Mesir sebagai tonggak organisasi dan diplomasi mencoba membuat program pemberdayaan alumni which is sesudah mereka lulus. Walau tertatih-tatih tetapi alhamdulillah direspon positif, melaksanakan audiensi dengan berbagai pihak. Serta kita telah menyiapkan rancangan matang bagaimana hubungan baik antara PPMI dan OIAA dan lembaga lain, serta pemaksimalan potensi alumni kita dapat berjalan dengan baik. Nantikan lounchingnya dalam dekat-dekat ini.
“Potensi kita besar, tetapi belum terorganisir dengan baik” sepertinya kata itu yang paling tepat. Program PPMI tahun; 2000 Lc untuk Negri, menjadi titik permulaan harapan besar tercapai.
Mari kita bahas yang pertama; sebelum. Banyak atensi publik datang kemari karena berhubungan dengan uang yang relatif besar. Mari kita buka fakta historisnya, (semua data ini menurut berbagai pihak); IAAI (nama sebelum OIAA) didirikan atas dasar kebobrokan masisir pada 2004 (dengan segala hormat tanpa merendahkan siapapun) yang jumlahnya membludak dan pergaulan mulai bebas, akhirnya diinisiasikan untuk mengadakan seleksi (sebelum itu tidak ada seleksi), dan IAAI ditunjuk sebagai penyelenggara, karena memang lucu jadinya kalau seleksi masuk azhar dijalankan swasta lain atau pihak pemerintah yang tidak tahu Azhar.
Tentunya banyak sekali evaluasi, maka silahkan haknya disampaikan pada porsi yang tepat dan tempat yang tepat pula. PPMI siap menampung tulisan berbobot dengan solusi yang konstruktif, kami akan sampaikan dan kami di garda terdepan jika ada penyelewengan. Yang lalu, biarlah berlalu. Kita tatap yang di depan dengan memahami secara utuh duduk permasalahan dan disampaikan di tempat yang tepat pula.
Masalahnya sekali lagi, ada dua hal: 1. Tidak memahami duduk perkara, alur dan hierarki lembaga. 2. Tidak mau berkontribusi aktif dalam hal yang mereka bisa. Selayaknya PPMI yang selalu dianggap boros, padahal jika yang mengatakan itu memahami bahwa suara mereka diwakilkan oleh delegasi mereka di MPA PPMI (baik kekeluargaan dll, tentunya setiap kita mempunya kekeluargaan). Sampaikan saja, bahkan daftarkan diri anda di MPA agar kritik dan solusi yang ditawarkan direpresentasikan dengan baik.
Logikanya kalau anda yang ahli kritik jadi Dewan Pimpinan MPA, bilang ke kami sebagai DP PPMI dengan Tap mungkin atau sidang, contohnya: termin satu pengeluaran hanya boleh 50.000, kami (DP PPMI ) hanya bisa sam’an wa to’atan. Kalau kalian mengatakan termin satu fokus benahi regulasi maba, pulang ke Indonesia bertemu dengan DPR komisi 8 atau 10, datangi OIAA, pejabat ekstekutif. Kami sekali lagi hanya bisa sam’am wa to’atan. Karena garisnya instruksi antara MPA dan DP. Mari sekali lagi berperan aktif dalam hal mencari solusi.
Sekali lagi dan lagi, yang tidak suka dengan Azhar banyak. Kalau kita ubek-ubek di internal, mereka akan tepuk tangan. Mari gunakan media sebagai pembawa solusi, bukan pembawa perkara. Peperangan tidak menyisakan apa-apa kecuali luka.
Terakhir, tulisan ini sedang tidak dipesan oleh siapapun, saya merdeka atas diri saya, tidak untuk mendukung siapapun. Yang salah, tetap kita katakan salah serta mari kita cari solusinya. Yang benar, mari kita lestarikan.
Tulisan ini pula sangat terbuka untuk dikritik. Dengan segala kerendahan hati, dengan berharap perbaikan dan kebaikan.
Salam hormat,
Akhukum
Jagakarsa, 17 Juli 2023