2000 Lc untuk negeri menjadi salah satu dobrakan baru sebagai bentuk semangat masisir untuk menciptakan generasi emas di masa yang akan mendatang. Acara yang diselenggarakan oleh PPMI Mesir di Auditorium Fakultas Tarbiyah, Universitas Al-Azhar, Nasr City, Cairo pada 29-30 Juli lalu mendapatkan perhatian positif dari berbagai kalangan terutama Indonesia.
“Melalui program 2000 Lc untuk negeri ini, alumni Azhar diharap dapat memainkan peran penting dalam kemajuan Indonesia kedepannya” ujar Muchlis Hanafi selaku sekretaris jendral OIAA. Perkataan tersebut bukti bahwa 2000 lc untuk negeri ini menjadi harapan emas guna memberikan arah peta karir bagi para masisir dalam menjembatani nilai sebuah perjuangan syiar agama di bumi nusantara agar para alumni tidak kelimpungan dalam menentukan jalan syiar yang akan dipilih ketika pulang nanti. Adapun jebolan dari Al- Azhar ini tidak hanya melulu berprofesi sebagai ustadz atau pun kyai seperti yang kita ketahui pada umumnya, jebolan Al-Azhar pun dapat mencetak diplomat besar seperti tamu undangan yang hadir pada acara ini yaitu TGB Zainul Majdi yang sekarang menjabat sebagai ketua OIAA beliau ini alumni yang menonjol dalam mengukuhkan nilai-nilai moderasi beragama dan meraih berbagai penghargaan sehingga mendapatkan pengakuan dunia. Maka dari itu, peran 2000 Lc ini dalam mensyiarkan agama Islam sangatlah penting bahwa seorang Azhari dapat berprofesi sebagai apapun dan dapat berkontribusi penting dalam pemerintahan bangsa Indonesia di masa mendatang baik itu terjun dalam dunia politik, agamis maupun bisnis. Harapnya jebolan dari Universitas Al-Azhar ini dapat menjadi kader dalam membangun pemerintahan Indonesia yang menjunjung tinggi nilai moderasi beragama. Selain itu juga, 2000 Lc untuk negeri ini menjadi dedikasi besar untuk siapapun yang sedang atau akan melanjutkan masa belajar nya di Universitas Al-Azhar.
Peran 2000 Lc untuk negeri ini pun mensyiarkan bahwa tidak ada batasan gender untuk menjadi manusia bermutu dan bermanfaat bagi semua orang seperti Dr. Nahla yang telah menyelesaikan belajarnya sampai S3 di Universitas Al-Azhar beliau menjadi penasihat Syekh Dr. Muhammad Thayyib dalam acara 2000 lc untuk negeri dan menjadi salah satu bukti bahwa wanita juga berhak menjadi pembicara handal juga berhak mengemukakan suara di depan semua kalangan.
Dengan adanya program 2000 Lc untuk negeri menunjukkan bahwa Al-Azhar mendidik dan membina muridnya menjadi insan bermutu tanpa memandang gender, prioritas, maupun popularitas. Siapapun berhak menjadi apapun dan pulang dengan gemilang menjadi Azhari yang mampu menyongsong nama besar Indonesia.
Oleh : Ajrina Fauziah
