Syubanul yaum rijalul ghod (Pemuda Hari Ini, Pemimpin Masa Depan)
Yang pertama, dampak dari acara 2000 Lc untuk Negri memberikan pengaruh besar dalam membangkitkan kesadaran para alumni Al azhar untuk menjadi rijalul godan yang intelek dan potensial dari berbagai macam bidang yang mereka kuasai, pun acara tersebut mendapatkan komentar manis dari pelajar Malaysia di mesir dikarenakan kekompakan Pelajar Indonesia untuk menyukseskan acara tersebut .
Tidak semua jebolan Al Azhar mempunyai skill kemampuan yang sama maka dari itu acara ini mendatangkan para pembicara yang berkompenten dari berbagai macam bidang, dari riset salah satu alumni Al Azhar lulusan tahun lalu, degradasi atau kemerosotan para masisir yang lulus tepat waktu ditinjau dari jumlah kuantitas saat tahun kedatangan nya dan jumlah kuantitas tahun kelulusanya sangat berbeda jauh karena beberapa masisir secara kasarnya “memikirkan bagaimana cara mudah masuk ke Mesir, namun ada saja dari mereka yang tidak memikirkan cara keluar (red : lulus) dari Mesir dengan aman dan selamat” maka dari itu, sudut pandang dari acara 2000 Lc untuk negeri bisa memberikan impact positif bagi para pelajar di Indonesia yang akan melanjutkan di negri kinanah ini, serta menunjang akan lulusan Timur Tengah yang semakin menjanjikan juga mewujudkan alumni Indonesia di Mesir yang berani berkarya sehingga keresahan keresahan akan gelar Lc bisa menjadi counter setelah terbukanya pemikiran berkat para senior mereka atau tuan guru yang ahli dibidangnya. ini terlebih bagi para masisir yang sudah terlanjur tertinggal akan momentum nya saat itu agar lebih bersemangat kembali dan bisa menaturalkan dan mengstabilkan kembali akan kuantitas masyarakat yang masuk dan keluar di negri kinanah ini.
Yang kedua,Tak kalah menakjubkan selang beberapa hari antara acara 2000 Lc Untuk Negri yang diselenggarakan oleh PPMI Mesir , Seminar Internasional ASFA Foundation juga memberikan kejutan yang begitu besar seperti memberikan beasiswa bagi para pelajar Indonesia di Mesir, ini merupakan kesempatan emas yang tidak boleh terlewatkan, menunjukan akan sikap empati dan pedulinya tokoh- tokoh Indonesia akan perkembangan pendidikan para pelajar Indonesia di Mesir, secara tidak langsung hal itu mengambarkan harapan akan terwujudnya visi Indonesia emas 2045 yang gemilang.
Selaras dengan kutipan sosok filsuf nasionalis kita Datuk Sutan Malaka “belajarlah dari barat tapi jangan menjadi peniru barat melainkan jadilah murid dari timur yang cerdas” . Sejarah telah mencatat, kita tidak bisa meragukan akan kemajuan dari orang-orang barat, juga dengan biografi Ulama-ulama Al Azhar seperti Syekh Ali Jum’ah yang merupakan alumni Universitas Liverpool dan Syekh Ahmad Thayyib yang pernah pergi ke Prancis selama enam bulan untuk mengadakan penelitian, Ulama Al Azhar adalah contoh terbaik kita dalam mengimplemntasikan keselarasan anatara pendidikan di timur dan barat.
Oleh : Fadhiil Ardiansyah Panggabean