Oleh Irsyanul Faridullah
Setiap masa ada tokohnya, setiap tokoh ada masanya”, rasanya kalimat itu benar di penghujung masa khidmah Kabinet Kolaboratif. Setelah setahun penuh pengabdian untuk Masisir secara umum, dan untuk PPMI Mesir secara khusus; Lembaga Persatuan Pelajar terbesar di Timur Tengah dan afrika, bahkan terbesar kedua di seluruh PPI Dunia.
Tentunya banyak sekali program yang dirasakan anggota PPMI Mesir, terhadap kabinet kolaboratif tahun ini. Dari mulai booklet ma’had, Garuda Super Cup, Reconnecting Azhar, ormaba yang didatangi oleh rektor universitas Al-Azhar hingga acara spektakuler 2000 Lc untuk Negeri, bisa dibilang penutup dengan ciamik dimana hamper seluruh panitianya maba, serta menjadi provokator atas pentingnya bonus demografi.
Khalayak publik tidak akan mengingat puluhan program PPMI Mesir, mereka akan mengingat satu hal yang paling berkesan, sebagaimana Pangeran Arsyad; presiden PPMI Mesir 2017 diingat tentang pengaruhnya yang begitu besar kepada Masisir berupa bantuan bulanan logistic dari Baba Ragab berupa beras ayam dll., Ahsan Ulil; presiden PPMI Mesir 2022 diingat dengan keringatnya melegalkan PPMI di Kemenkumham,
Auzi’na dengan background mantan ketua Forum Indonesia Buuts (FPIB), yang sudah punya modal jaringan kepada Azhar menjadi menarik, Ketika dia biasa pertemuan dengan Dr. Nahla selaku penasehat Grand Syekh, duduk audiensi semeja dengan rektor, sering mengundang dan diundang OIAA pusat yang dipimpin oleh Grand Syekh, Dr. Mahrosowy mantan rektor juga turut hadir di pelbagai agenda, masuk keluar Masyikhoh yang notabenenya adalah kantor administrasi Azhar terbesar dimana kantor Grand Syekh, Wakil Grand Syekh bertempat.
Banyak bukti yang tidak bisa dielakkan Ketika Auzi’na dengan kemenkoan satu PPMI yang dinahkodai Hamzah dan diteruskan oleh Zaudan bisa menjadi volounter buka puasa di Azhar selama 30 hari full, membuat sebuah dauroh ilmiyyah buat Maba pertama kali di masjid Azhar yang agung dan historical tersebut. “Ini kalian tulis dengan tinta emas, dan harus dijaga” ucap Dubes RI untuk Mesir kala menghadiri acara tersebut.
Banyak sekali kedekatan PPMI dengan Azhar, termasuk afiliasi dengan sahah-sahah yang bersandar pada azgar; yang senantiasa memberi dauroh dan Pelajaran. Berkat program re-connecting Azhar membuat dauroh khusus untuk orang Indonesia.
‘Mewariskan uang, pasti habis, mewariskan Gedung pasti roboh, tetapi jika yang diwariskan adlah pikiran dan jaringan insyaallah abadi”, ungkap Auzi’na Azmal Umuur, mahasiswa asal Lombok pertama yang menjadi presiden PPMI Mesir tersebut.
