Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /www/wwwroot/ppmimesir.or.id/wp-includes/functions.php on line 6114
Atdikbud Kirimi Surat Orang Tua, Ini Tanggapan Mahasiswa ⋆ PPMI Mesir
Scroll untuk baca artikel
Banner 325x300
Web Hosting
Web Hosting
Example 728x250
Agenda

Atdikbud Kirimi Surat Orang Tua, Ini Tanggapan Mahasiswa

10
×

Atdikbud Kirimi Surat Orang Tua, Ini Tanggapan Mahasiswa

Share this article
Example 468x60
PPMIMesir.org, Cairo – Atase Pendiikan dan Kebudayaan KBRI Cairo, Atdikbud Dr. Fahmy Lukman melakukan pertemuan diskusi dengan melibatkan seluruh elemen mahasiswa Indonesia di Mesir, Ketua-ketua Organisasi, Kekeluargaan, dan Senat di Aula Konsuler KBRI Cairo, Madinet Nasr, Ahad 1 Maret 2015. Atdik mengungkapkan, pertemuannya tersebut merupakan pertemuan diskusi antara seorang ayah dengan anaknya membahas apa dan bagaimana upaya meningkatkan prestasi akademik mahasiswa Indonesia di Mesir.
Pertemuan ini diselenggarakan oleh PPMI Mesir mengangkat tema “Pacu-picu Prestasi Bangun Negeri” dalam Kenduri Masisir Jilid III. Kenduri yang ketiga kali diadakan selama setengah tahun terakhir ini membahas rencana Atdikbud mengirimi surat kepada orang tua pelajar dan mahasiswa di tanah air terkait perkembangan akademik mereka. Selain itu, wacana Atdikbud untuk menjalin kerjasama pendidikan dengan pemerintah daerah (Pemda) di tanah air juga dibahas tuntas.
Pengiriman surat kepada orang tua mahasiswa adalah kali pertama dalam sejarah Atdikbud, sehingga beberapa pihak ada yang merasa belum siap. “Seberapa efektifitas pengiriman surat itu apakah mampu memicu prestasi atau tidak, itu harus diteliti kembali,” ujar Pangeran Arsyad salah seorang mahasiswa asal Jakarta saat diskusi berlangsung.

Hal senada juga disampaikan oleh Umarudin Sujana mahasiswa asal Jambi. “Kalau niat mengirim surat adalah menambah semangat belajar mahasiswa, barangkali lebih efektif menasihati kawan-kawan yang masih belum terlalu semangat,” ungkapnya kepada Dr. Fahmy.

Nurul Ahsan mahasiswa asal Blora berpendapat tidak semua orang tua siap menerima surat ini, terutama bagi yang nilai akademiknya kurang memuaskan. “Kalau nilainya baik sih tidak masalah. Tapi bagi yang belum beruntung itu bisa membuat orang tua kaget,” paparnya kepada Dr. Fahmy.

Tentunya mengirimi surat bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Bitoh Purnomo mahasiswa asal Lampung mengatakan perlu melibatkan senior untuk membimbing junior. Dan itu perlu difasilitasi oleh Atdikbud. Sementara Maziyyah mahasiswi asal Jakarta berpendapat pengiriman surat sebaiknya dilakukan secara kontinyu dalam bentuk laporan dan menjadi agenda tahunan.

Menanggapi hal itu, Dr.Fahmy mengatakan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua mahasiswa dan hal itu wajar dalam dunia pendidikan.

“Saya juga sebagai orang tua mahasiswa. Setiap semester saya dikirimi surat oleh universitas perihal prestasi anak saya. Itu hal yang wajar. Tapi al-Azhar belum memiliki sistem tersebut. Jadi Atdikbud akan membantu dalam hal itu.” Jelas beliau kepada para mahasiswa.

Ditanya tentang biaya, Atdikbud menjelaskan biaya pengiriman surat tersebut sangat murah. Hanya seribu rupiah per surat. Butuh uang tiga juta untuk tiga ribu mahasiswa. Dan atas pertimbangan itu pula, akhirnya pada tahun 2015 ini Atdikbud akan mengirimi surat kepada orang tua mahasiswa yang prestasinya baik saja.

“Kalau begitu yang kita kirim yang prestasinya baik saja. Kita kasih waktu tenggang satu tahun. Setelah itu di tahun 2016 akan kita kirimi semuanya, tanpa terkecuali”. Jelas Beliau sebagai kesimpulan atau poin dalam diskusi ini.

Surat Pernyataan Orang Tua Maba Sebelum Berangkat ke Mesir
Selain mengirimi surat, Atdikbud juga berwacana untuk mewajibkan orang tua calon mahasiswa baru yang hendak berangkat ke Mesir untuk menandatangani surat perjanjian, berisi kesanggupan untuk membiayai kebutuhan hidup anak-anaknya. Hal itu supaya mereka tidak sibuk bekerja dan mengganggu konsentrasi belajar.
Namun Ismail Adnan mahasiswa asal Madura kurang setuju dengan wacana itu. “Kalau begitu kasihan kawan-kawan yang kurang mampu. Mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke Mesir. Toh yang tidak punya biaya cukup tidak mesti malas belajar, bahkan hal itu bisa memompa semangat mereka,” katanya menanggapi.
Dr. Fahmi masih mempertimbangkan wacana tersebut. “Ini belum final. Masih kita pikirkan baik dan buruknya,” kata beliau menjelaskan.
Ditanya tentang hubungan dengan Pemda-pemda di Indonesia, Dr. Fahmi mengatakan sudah memikirkan hal itu. Dan rencananya setiap tahun para alumni al-Azhar akan ditempatkan di pos-pos tertentu dengan biaya dari Pemda-nya masing-masing.

Jangn lupa tinggalkan jejakmu!
Web Hosting
Example 120x600
Agenda

Akhir-akhir ini cuaca sedang tidak menentu, baru kemarin suhu lima…