Ppmimesir.or.id, Kairo—Mahasiswa Indonesia di Maroko, Irfan Hadi menyatakan terdapat tiga jalur untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Maroko, jalur melalui Kementrian Agama, PBNU, dan MOU (Memorandum Of Understanding). “Kuliah di Maroko tidak bisa jalur mandiri atau terjun bebas, harus melalui prosedur yang telah disiapkan dari tiga instansi ini,” ucap Anggota Departemen Hubungan Masyarakat PPI Maroko pada acara Lets Talk yang dimoderatori oleh Nabielah Barokah, Mentri Luar Negeri PPMI Mesir, melalui live streaming Instagram PPMI Mesir, Minggu (03/10/2021).
Jalur pertama seperti prosedur pendaftaran kuliah di Timur Tengah pada umumnya yaitu melalui Kementerian Agama, “Jalur ini dulu hanya menerima 15 orang per-tahunnya tapi berkat adanya kerjasama KBRI dengan pemerintah Maroko jalur ini pun ditambah jadi 30 orang per-tahunnya,” ucapn Irfan Hadi kemudian menjelaskan cara pendaftarannya dengan mendaftarkaan diri di website Kementrian Agama dan mengikuti ujian tulis dan lisan.
Setelah Kementrian Agama, ada juga Ormas yang menyediakan jalur beasiswa untuk kuliah di Maroko yaitu PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dengan langkah awal mengirim surat permohonan ke PBNU Kerjasama Beasiswa Timur Tengah PBNU, lalu pilih program studi yang diminati untuk S1, S2 dan S3. “Biasanya PBNU memiliki peraturan tersendiri dan itu lebih ketat dalam menyeleksi calon mahasiswa,” kata Irfan.
Selain itu untuk mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studi di Maroko dengan jalur MOU, “Ada dua Pondok Pesantren yang mempunyai MOU dengan Pemerintah Maroko yaitu, Pon-Pes Daarul Mugni, Jakarta dan Pon-Pes Diniyah Putri, Padang Panjang,” kaul Humas PPI Maroko.
“Semua beasiswa ini diatur dan dikelola oleh Badan Otonom Pemerintah Maroko yang bernama AMCI yaitu lembaga yang memberikan beasiswa kepada pelajar lokal maupun nonlokal dari jenjang pendidikan SD sampai kuliah dan kira-kira jumlah beasiswanya 1500 dirham,” pungkasnya.
Menurut Irfan Hadi sebelum terjun ke Maroko untuk meneruskan akademik, selayaknya kita memahami prosedur pendidikan yang berada di Maroko. Terdapat dua lembaga yang menangani pendidikan di Maroko Instansi Wizaroh Ta’lim ‘Ali dan Instansi Wizaroh Ta’lim ‘Atiq, “Instansi Wizaroh Ta’lim ‘Ali yaitu sistem pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang kuliah setelah SMA, dan biasanya hanya memerlukan berkas saja ketika mendaftar beasiswa di lembaga ini,” ucapnya.
Kemudian perwakilan PPI Maroko tersebut menjelaskan fungsi instansi kedua dan perbedaan antara keduanya, “Instansi Wizaroh Ta’lim ‘Atiq yaitu sistem pendidikan yang berbasis pondok pesantren dan instansi ini juga berada di bawah naungan Wizarotul Awqof li al-Syu’uni al-Islamiyah biasanya penerimaan beasiswa dengan melalui ujian tulis dan lisan. Sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Wizarotul Awqof li al-Syu’uni al-Islamiyah yaitu, madrasah di Oujda, Qarawwiyin, Imam Nafi’, Madrasah Quran Masjid Hasan II dan Daarul Hadits,” Jelasnya.
Reporter: Ardhi Nugraha