ppmimesir.or.id, Kairo— Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir sukses mengadakan Dialog Kebangsaan yang diadakan pada hari Senin, 7 September 2020 di Aula Wisma Nusantara. Dialog Kebangsaan yang mengusung tema “Philisofische Grondslag: Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara” ini adalah bentuk kerjasama PPMI Mesir melalui Kemenko II Divisi Hubungan Luar Negri dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dalam rangka sosialiasi dan edukasi sustainabilitas, peran dan fungsi norma-norma Pancasila sebagai landasan dan dasar negara.
Lihat Video Dialog Kebangsaan di sini
Acara ini menghadirkan 3 pembicara utama, yaitu; Pakde alias Muhammad Aji Surya sebagai Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Prof. Yudi Lathif, Ph.D sebagai Pakar Ahli dan mantan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan H. Syaiful Tamliha, S.Pi sebagai Pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI. Walaupun acara ini diadakan secara daring (via zoom) oleh para pembicara dikarenakan Covid-19, sama sekali tidak mengurangi antusiasme Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir untuk menghadiri acara ini secara offline, termasuk jajaran Dewan Pengurus PPMI Mesir dan perwakilan dari Dewan Pengurus Mahasiswa Baru (Kabinet Zhafera).
Dalam prakatanya, Bapak Wakil Dubes RI untuk Mesir menyampaikan rasa bangganya kepada PPMI Mesir atas terselenggaranya acara ini, mengingat pentingnya sosialiasi dan edukasi sustainabilitas, peran dan fungsi norma-norma Pancasila sebagai landasan dan dasar negara kepada Mahasiswa Indonesia di Mesir.
Beliau berharap dengan adanya sosialiasi ini menghadirkan kembali cahaya di Negeri 1000 Menara ini. “Tidak perlu mencari cahaya di luar rumahmu, jadikan dirimu sebagai cahaya. Setiap orang yang menyalahkan lentera jiwa Pancasila, laksana satu kerlip kunang-kunang di tengah malam. Jika manusia serempak menjadikan dirinya sebagai kunang-kunang yang memijarkan cahaya jiwa. Maka Indonesia akan menjadi lautan cahaya,” ujar Pakde.
Prof. Yudi Lathif, Ph.D pun juga menyampaikan bahwa Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Pentingnya rasa bangga atas negara sendiri sebagai bentuk integritas bernegara, yaitu rasa bangga atas sumber daya alam Indonesia yang melimpah ruah, keberagaman agama, suku, bahasa dan kebudayaan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa semua sudah tercantum dalam 5 sila Pancasila; sila pertama tentang keberagaman agama yang ada di Indonesia, sila kedua tentang keberagaman ras, sila ketiga tentang keberagaman budaya, bahasa dan suku, sila keempat tentang keberagaman partai dan organisasi masyarakat dan yang terakhir adalah sila kelima tentang keberagaman kondisi sosial masyarakat Indonesia.
Bapak H. Syaiful Tamliha, S.Pi juga menambahkan bahwa Pancasila bukan hanya dijadikan nilai, tapi juga harus diimplemnetasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Acara ini berjalan sangat khidmat selama tiga jam, dari pukul 09.00 hingga pukul 13.00 WLK kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab dari peserta. Harapan dari acara ini adalah agar menumbuhkan rasa nasionalisme yang sempurna dengan memahami isi dari Pancasila secara kaffah, terlebih lagi kita sebagai Mahasiswa Indonesia yang sedang menimba ilmu di negara orang. Eksistensinya sangat diharapkan dan ditunggu untuk berkontribusi di Indonesia.
Reporter : Rizal Fahrian
Editor : Dwi Wijaya