Untuk petama kalinya dalam sejarah PPMI Mesir (Pehimpunan Persatuan Mahasiswa Indonesia Mesir) mengadakan acara 2000 Lc Untuk Negeri yang mengkolaborasikan narasumber secara online dan offline menggunakan system hybrid. Mahasiswa Indonesia khususnya yang berada di tingkat akhir menjadi peserta dalam acara 2000 Lc Untuk Negeri, berawal dari keresahan program pasca-studi di Mesir terkait kelanjutan pendidikan dan karir. Sekaligus menjawab keraguan masisir akan kiprah mereka setelah lulus di berbagai bidang.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia akan mengalami fenomena yang hanya terjadi sekali dalam sejarah disebuah negara yaitu bonus demografi yaitu masa dimana usia produktif lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif. Sedangkan salah satu kerugiannya dapat meningkatkan jumlah pengagguran jika SDM yang ada tidak dibekali dengan kemampuan untuk bersaing.
2000 Lc untuk Negeri Hadir dan mendatangkan narasumber untuk membimbing mahasiswa menentukan langkah yang akan mereka ambil kedepannya. Tentu menjadikan acara ini memikili vibes tersendiri sehingga para peserta yang hadir merasa puas mendapatkan apa yang mereka inginkan. Semakin besar dan meriah suatu acara maka semakin kompleks pula hal-hal yang dibutuhkan. Acara 2000 Lc Untuk Negeri sendiri sangat mengoptipmalkan penggunaan fasilitas dan anggaran yang ada sehingga terperinci dan efisien.
Acara 2000 Lc untuk Negeri juga mendapat banyak dukungan dari berbagi pihak, baik moril maupun materil. Hal itu juga yang melatar-belakangi keberhasilan acara. Antusiasme yang besar dari berbagai elemen masisir terbukti dari jumlah peserta yang memenuhi Auditorium Fakultas Tarbiyah. Tidak kalah di hari keduanya saat sesi seminar hybrid, para narasumber online memberikan ilmu serta berbagi pengalaman pada peserta yang hadir seakan mereka hadir secara langsung.
Respon positif dan membangun terus berdatangan, salah satunya dari pelajar Malaysia yang mengapresiasi kepedulian PPMI Mesir melalui acara 2000 Lc Untuk Negeri. Ada yang ingin ditambah harinya, juga soal durasi narasumber yang kurang panjang serta harapan mereka agar acara serupa diadakan lagi setiap tahunnya.
Oleh : Fasabbich Amruh Marzuqi