Ppmimesir.or.id, Kairo—Hidupkan Ramadan Masisir, PPMI Mesir gelar pembukaan Nadwah Azhariyah bersama beberapa Ulama Besar al-Azhar Mesir di Bait Muhammady, Muqottom, pada Sabtu, 09 April 2022. Acara ini diinisiasi dan dirangkai oleh Kemenko 1 demi meperkenalkan dan mendekatkan Masisir dengan al-Azhar. Menariknya pembukaan tersebut tidak sekadar pengajian umumnya, tetapi disertai dengan pengkajian dan ijazahan kitab Maqashid Shoum milik Imam al-‘Izzuddin bin Abdi al-Salam, serta buka puasa bersama.
Di antara syekh yang hadir dalam acara tersebut, Syeikh Abdussomad Muhanna; Guru Universitas al-Azhar, dan Syekh Rif’at Fauzi; Guru Hadist Syarif Kuliah Daar Ulum, serta Syekh Ali Solih; yang merupakan Guru Ahli Bahasa Arab.
Bait Muhammady menjadi pilihan pembukaan dikarenkan pihak pengurus Masjid al-Azhar belum merespon kerjasama yang diajukan oleh Menko 1. “Kemenko 1 sudah bulak balik untuk meminta kerjasama dengan pihak masjid al-Azhar dalam mengadakan program ini, sayangnya belum mendapat kesempatan karena keadaan masih dalam revitalisasi pandemi Covid-19,” ujar Budi Afriyandi.
Panitia pelaksana juga telah menghubungi Syekh Muhanna, karena beliau pernah menjabat di Masjid al-Azhar dan menyemarakkan kegiatan keilmuan di sana, untuk berkonsultasi dan meminta bantuan dalam menyelenggarakan kegiatan ini di Masjid al-Azhar, akan tetapi beliau menganjurkan dan mengizinkan menggunakan Bait Muhammady dalam pelaksanaan agenda tersebut.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an yang dibawakan oleh Dzawil Kiram; Mahasiswa al-Azhar Syarif dari Indonesia. Dalam sambutannya Syekh Abdussomad Muhanna berkisah tentang al-Azhar mengatakan ”Masjid al-Azhar pertama kali dibuka untuk salat pada hari Jumat, bertepatan dengan Ramadan ke tujuh tahun 361 H. Kemudian hari berlanjut dengan pelaksanaan salat Jum’at serta hari raya, dengan diimami oleh Khalifah Muiz Lidinillah sendiri,” kisah Syekh Muhanna.
Beliau juga menyampaikan bahwa al-Azhar Syarif memiliki metode kelimuan yang belandaskan tiga asas dan beberapa sifat. Asas yang menjadi tempat berpijaknya al-Azhar ialah berakidah Asyariah, bermazhab fikih, serta bertasawwuf. Adapun sifat-sifatnya ialah luasnya cakupan keilmuan dalam metode al-Azhar, sistematika keilmuaan yang jelas, mata rantai kelimuan yang terjaga, objektif dalam mencari kebenaran, serta moderat dalam perkara akidah maupun syariat.
Setelah sambutan dan membaca kitab, acara dilanjutkan dengan pengijazahan kitab Maqoshid al-Shoum yang dimulai oleh Syekh Rif’at Fauzi mengatakan bahwa sanadnya sama dengan yang diijazahkan oleh Syekh Ali Sholih, kemudian disusul olrh Syekh Ali Solih dari gurunya. Dilanjutkan oleh Syeikh Abdussomas Muhanna. Acara berlangsung dengan lancar, dan diakhiri dengan nasyid.
Acara pembukaan dan kajian Nadwah Azhariyah yang terdiri dari delapan pertemuan ini dihadiri sekitar 400 pelajar. Pelajar yang ikut mengaji dalam acara ini bukan hanya pelajar Indonesia, akan tetapi pelajar negara lain pun juga ikut serta mendaftar dan mengaji bersama. Syekh Muhanna mengapresiasi kegiatan ini “Insyaallah mendapatkan berkah, karena pentingnya daurah mabadi’ ulum bagi pelajar,” ucapannya.