ppmimesir.or.id – Kairo, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Prof. Dr. K.H. Noor Ahmad, M.A juga turut memberikan Welcoming Speech pada Simposium Kawasan (SK) Timur Tengah dan Afrika (Timtengka) 2024. Dalam sesi ini, ia menyampaikan tentang persoalan di masa depan adalah bagaimana cara agar bisa menghadapi Indonesia Emas 2045.
“Yang jadi persoalan ke depan adalah bagaimana cara kita untuk bisa menghadapi Indonesia Emas 2045. Keilmuan apa yang bisa kita bawakan dan bisa berkompetisi dengan semua keilmuan yang ada di masa yang akan datang”, jelas Noor Ahmad dalam pidatonya di Al-Azhar Conference Center, Sabtu (3/08).
Ia mengungkapkan bahwa kita sama-sama mengetahui terkait keilmuan dari Zaman Rasulullah Saw. Yaitu pencampuran ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddin) dalam konteks keislaman dengan ilmu-ilmu umum itu menjadi sangat penting seperti yang telah dilakukan di Al-Azhar.
“Kekuatan ini yang pada akhirnya nanti kita akan bisa berkompetisi dan itu berarti membutuhkan sebuah metodologi yang matang dalam konteks bagaimana cara kita mengembangkannya. Dan bagaimana memperoleh manfaat dari ilmu yang akan dibutuhkan di tahun 2045 mendatang. Bonus demografi seperti yang dikatakan oleh Prof. Syafruddin menjadi sangat penting untuk jadi perhatian kita semua,” tambahnya.
Di akhir sesi, ia menyampaikan bahwa Baznas Republik Indonesia di tahun terakhir ini sangat berkonsentrasi untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak yang ada di Mesir. Di Al-Azhar sendiri memiliki kuota 1.000-an untuk penerima beasiswa, tetapi saat ini baru tercapai 517 orang saja, jadi masih ada sekian ratus yang bisa diperoleh pelajar untuk mendapatkan beasiswa dari Baznas Republik Indonesia dan hal ini bisa dimanfaatkan oleh pelajar Indonesia.
Reporter: Aghna Irma