Ppmimesir.or.id, Kairo—Nikkolai Ali Akbar Velayati, Ketua PPI Tiongkok mengatakan prosedur pendaftaran beasiswa kuliah di Tiongkok sangat banyak dan variatif, akan tetapi mayoritas melalui jalur beasiswa Kedutaan Tiongkok di Jakarta. Pernyataan tersebut dikatakan mahasiswa Tiongkok asal Jawa sebagai narasumber dalam live streaming bersama PPMI Mesir pada acara “Lets Talk! Bincang Mahasiswa Dunia bersama PPI Tiongkok” yang dimoderatori oleh Faizur Rizqi, Menteri Koordinator 2 PPMI Mesir. Pada Ahad (17/10/2020).
Ketua PPI Tiongkok berkata bahwa pendaftaran melalui Kedutaan Tiongkok di Jakarta sekalian pendaftaran beasiswa. Pembukaan pendaftaran kuliah biasanya dimulai pada bulan Januari sampai April, biasanya akan diumumkan melalui Kedutaan Tiongkok. “Pendaftaran ini biasanya jenis pendaftaran beasiswa full dari pemerintah Tiongkok,” cakap Nikkolai.
Beasiswa juga bisa didapatkan melalui lokal atau provinsi yang ada di Tiongkok. Untuk pendaftaran bisa langsung ke Website provinsi masing-masing. “Kebijakan dalam pendaftaran ini memang variatif, sesuai dengan provinsinya masing-masing,” katanya.
Ada juga pendaftaran beasiswa melalui kuliah masing-masing, pendaftaran beasiswa tersebut juga langsung ditempuh di tempat kuliah masing-masing. “Untuk pendaftaran lewat kuliah beasiswa bersifat variatif, ada yang bersifat parsial, ada juga yang full,” ucapnya.
Selain ketiga jalur tersebut, terdapat jalur lainnya yaitu melalui broker (agency). Untuk teman-teman yang memilih jalur ini, pihak PPI Tiongkok mengingatkan lebih hati-hati, karena ada beberapa mahasiswa yang termakan tipu muslihatnya. “Harus selektif dalam memilih broker yang kredibel,” saran Ketua PPI Tiongkok.
Pendaftaran beasiswa untuk stara S2 melalui LPDP ada hanya di beberapa kampus saja. Ketua PPI Tiongkok menyarankan langsung melalui kampus, karena bisa dikatakan lebih mudah dan cepat. Website yang bisa diakses untuk mendaftar yakni china.org di dalamnya terdapat skema pendaftaran di seluruh kampus yang ada di China dan prosedur beasiswanya. “Bisa langsung dikontak pihak kampus yang ingin dituju, atau minta bantuan ke pihak PPI Tiongkok daerah setempat untuk dihubungkan langsung ke dosen yang ada di kampus,” ujar Nikkolai.
Menurutnya mahasiswa yang kuliah di sana lebih ke ranah jurusan umum, “Sepengetahuanku teman-teman yang kuliah di sana belum didapatkan yang ke jurusan agama, biasanya ke jurusan teknologi dan ekonomi. Bahkan sampai di tempat yang mayoritas Muslim pun juga belum didapatkan,” pungkas mahasiswa Indonesia di Tiongkok.
Untuk bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris dan Mandarin. Untuk yang mengambil bahasa Inggris tidak perlu masuk kelas persiapan Mandarin, akan tetapi jika bahasa Mandarin yang diambil harus masuk kelas persiapan bahasa. Setiap semester ada kelas bahasa Mandarin sampai semester lima. Biaya hidup di Tiongkok cukup dengan dua sampai tiga juta rupiah perbulan.
Reporter: Nabiela Barokah
Editor: Wijaya