Ppmimesir.or.id, Kairo—Dalam rangka mensosialisasikan program-program kerja Dewan Pengurus PPMI Mesir, Kunjungan dipimpin oleh Kevin Damara, sebagai Wapres PPMI Mesir beserta jajarannya kembali dilakukan ke PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Persis, dan al-Washliyah pada Sabtu, (18/9/2021). Program PPMI Mesir Menyapa ini terus dilakukan guna menyambung tali persaudaraan yang baik dan mendengarkan aspirasi sesama elemen Masisir.
Dibuka dengan kunjungan ke PCI Persis yang bertempat di Hay Asyir. Naufal Syauqi Fauzani sebagai Ketua PCI Persis, beserta jajarannya menyambut kedatangan PPMI Mesir dengan ramah sehingga perkenalan, pembicaraan, serta tukar cerita dalam kunjungan tersebut terasa hangat dan berjalan lancar.
Ketua Persis tersebut menceritakan bahwa sebenarnya keberadaan Persis berdiri sejak tahun 90-an. Namun, ia berwujud seperti paguyuban. Kemudian di tahun 2003 berganti nama menjadi PWK Persis. Perpindahan resmi sebagai PCI Persis setelah acara muktamar pada tahun 2015. Dalam ranah keputrian PCI Persis juga memiliki organisasi khusus, “Di PCI Persis sendiri, ada organisasi khusus untuk perempuan, namanya Persistri,” kata Naufal.
Salah satu Pengurus PCI Persis, Ghifari menyampaikan bahwa dalam dunia jurnalistik, perlunya bagi kita sebagai mahasiswa mengkaji sebuah karya ilmiah atau budaya riset seperti Jurnal Himmah yang pernah diadakan sebelumnya.
Kemudian Isa selaku Wakil Ketua PCI Persis, juga menyampaikan bahwa kita perlu memberikan sikap dan peran kita perihal isu-isu kemanusiaan yang terdapat di kancah internasional, seperti keadaan kemanusiaan Palestina yang kurang baik dan lainya. Dengan itu beliau mendukung dan mengharapkan program Kastrat. “Kastrat perlu di dukung dan ditekankan programnya, agar bila ada isu-isu yang terjadi di sekitar kita, bisa secepatnya dikaji,” ujar Isa.
Setelah usai berkunjung ke PCI Persis, PPMI Mesir berkunjung ke al-Washliyah Mesir yang bertempat di Darrasah. Kunjungan tersebut disambut baik oleh M. Fakhrul Rasyid Wakil Ketua al-Washliyah dan beberapa jajarannya. M. Fakhrul Rasyid menyampaikan bahwa, “Al-Washliyah dalam ranah manhaj lebih condong seperti Nahdlatul Ulama, akan tetapi dalam ranah akademik sekolahan ia lebih condong seperti Muhammadiyah,” ucap Wakil Ketua tersebut.
M. Fakhrul mengatakan data anggota al-Washliyah sekitar 80 orang, namun data ini belum dipastikan karena masih dalam tahap memverifikasi data secara kongkrit. Dalam ranah keputrian Wakil Ketua al-Washliyah juga menyampaikan, “Al-Washliyah juga memiliki organisasi khusus untuk keputrian, yang bernama Muslimah al-Washliyah,” ujarnya.
Menurutnya anggota al-Washliyah ini didominasi orang Sumatera Utara, “Anggota al-Washliyah didominasi dari Sumatera Utara, tapi ada juga dari daerah lainnya seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya,” ungkap Fakhrul.
Selain itu, Pengurus al-Washliyah lainnya bertanya tentang kepastian adanya acara wisuda tahun ini, sebab beberapa teman-teman dari al-Washliyah menanyakan serta menunggu acara wisuda tahun ini. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Kevin Damara serta menjelaskan terkait prosedural mengadakan wisuda PPMI Mesir, “Jika ditanya kepastian ada atau tidak, kami katakan insyaallah pasti ada, tapi untuk waktunya kita belum bisa menentukan secara pasti, namun telah diusahakan oleh teman-teman panitia,” jawab Wapres PPMI Mesir.
M. Idris Lubis, sebagai pengurus al-Washliyah juga mengeluhkan beberapa keresahan yang dirasakan oleh teman-teman. Menurutnya mahasiswa yang tertinggal kelas bukan sekadar kurang pemahaman dalam belajar, akan tetapi ada faktor kekurangan finansial yang menyebabkan dirinya menjadi tertinggal dalam belajar, seperti kerja, “Teman-teman rasib bukan karena ga bisa belajar aja kayaknya, tapi ada juga yang sibuk kerja karena kekurangan ekonomi,” kata Idris. Kevin Damara menanggapi keluhan tersebut dengan mengatakan PPMI Mesir insyaallah akan berupaya dalam menanggulangi hal tersebut, dengan menyarikan beberapa bantuan, seperti sakan gratis ataupun bantuan ekonomi lainnya untuk mahasiswa yang benar-benar membutuhkan.
Reporter: Wijaya
Editor: Liefta Afrilia Putri