Reporter: Kholifatunnisa
Kairo – Penulis Novel Ketika Cinta Bertasbih Habiburrahman El-Shirazy hadiri acara Seminar Bersama Kang Abik di Aula Limas, Kairo, pada Rabu, (30/1). Dalam program yang dihadiri oleh ratusan masyarakat indonesia itu, Ia bercerita tentang kenangannya selama di Mesir, peran alumni Al-Azhar, serta memberikan motivasi sukses untuk mahasiswa Indonesia di Mesir.
“Kalau anda semua sudah lulus, begitu melewati jawazat, itu pertarungan hebat. Ngga ada istilah muhim jiddan, mahzuf, semuanya muhim jiddan,” katanya.
“Misalnya disini jurusan bahasa arab. di sebuah desa sedang ada masalah warisan, disuruh menyelesaikan, ngga bisa menyangkal ini bukan jurusan saya. Mereka hanya mau tahu anda ini lulusan alazhar. Saya menulis novel Ayat-ayat Cinta, kalau ngisi pengajian juga ditanya macem-macem, masalah agama,” tambah pria yang akrab disapa Kang Abik itu.
Dalam program bertajuk literasi azhari untuk negeri tersebut, penulis novel Merindu Baginda Nabi itu juga bercerita tentang kesungguhan orang barat dalam mencari ilmu, yang harus ditiru oleh Mahasiswa Indonesia di Mesir (masisir). ” Sewaktu saya di Inggris, saya diajak mahasiswa untuk mengisi acara di sana. Kemudian saya ke perpustakaan juga. Ternyata perpustakaannya buka 24 jam. Kemudian di Landcaster juga sama. Yang ingin saya sampaikan, mereka yg ada di sana berminggu-minggu di labolatorium atau perpustakaan. Maka tidak heran jika berhasil mendapatkan nobel dan lain-lain. Ini adalah tradisi ulama kita di masa dulu seperti Ibnu kholdun sehingga berhasil menemukan teori, juga Imam sayuti dengan karya-karyanya.”
“Kita banyak berhutang pada orang asing. Yang meneliti Pangeran Diponegoro itu orang Inggris namanya Peter Kerrey. Beliau ngajar di Universitas Indonesia. Disertasinya tentang itu. 25 tahun ia cuma neliti Pangeran Diponegoro. saat ini yg paling kredibel membincangkan Pangeran Diponegoro hanya beliau. Maksudnya apa?kita kalah jiddiyah, berimpact pada kalah karya,” Tambahnya.
“Kalau anda pengen sukses, di jurusan anda harus menjadi yang terbaik. Jangan lupa kuasai yang lain juga. Gunakan kesempatan sebaik-baiknya, Istilah kesempatan tidak akan datang dua kali itu kadang-kadang benar,” ujar lulusan hadis Universitas Al-Azhar itu.
Tidak hanya seminar, dalam acara tersebut juga dibacakan karyanya oleh Fikriyatin Hikmah dan Fika Alya, pemenang sayembara baca puisi kang Abik yang diadakan oleh PPMI (Persatuan Mahasiswa Indonesia) Mesir, Wihdah PPMI Mesir, dan FLP (Forum Lingkar Pena) Mesir.
luar biasaaaa 🙌🙌🙌
terusin kak acara dan straight news yang kaya ginii
menginspirasi sekalii 🙌🙌🙌