JAKARTA – Putri Rezeki Rahayu, mahasiswi Al-Azhar University, Kairo, Mesir, berhasil menjadi juara pertama Bilik Sastra Award 2014.
Cerpen karya Putri berjudul Menjemput Cahaya berhasil menyisihkan 44 cerpen lainnya yang masuk ke meja redaksi Voice Of Indonesia (VOI) atau Siaran Luar Negeri RRI, serta telah dibacakan dan dibincang oleh VOI RRI.
Dewan Juri yang terdiri dari Pipiet Senja (novelis yang telah menerbitkan lebih 150 buku dan pegiat sastra migran), dan Syarifudin Yunus (Dosen Bahasa Indonesia Universitas Negeri Jakarta), serta Irwan Kelana (novelis dan redaktur senior Harian Republika) juga memutuskan empat pemenang lainnya.
Mereka adalah Dwitra Zaky (penggiat seni, Amerika Serikat) dengan cerpen berjudul Belajar dari Ambika Shangmu Kuan Ami (Buruh Migran Indonesia atau BMI Taiwan) dengan cerpen berjudul Riany.
Selain itu, Sarah Hafidz (BMI Taiwan) dengan cerpen berjudul Malaikat Kecil di Gerbang Firdaus, dan Andi Fikri Al-Fatih (mahasiswa Indonesia di Turki) dengan cerpen berjudul Nyanyian Dari Dua Benua.
“Pemenang pertama dan kedua, yakni Putri Rezeki Rahayu, Mesir dan Dwitra Zaky, Amerika Serikat, akan diundang ke Jakarta untuk menerima Anugerah Bilik Sastra VOI RRI Award 2014 pada awal November 2014. Tiket PP dari domisili masing-masing ditanggung VOI RRI,” kata Kepala Siaran Luar Negeri RRI Edy Sukmana, Jumat (3/10/2014).
Edy mengemukakan, Bilik Sastra adalah sebuah program VOI RRI yang mengedepankan sastra migran, membincang karya berupa cerpen, kisah inspirasi dari WNI yang bermukim di luar negeri.
Digagas oleh Kabul Budiono (saat menjabat Kepala SLN RRI) dan Pipiet Senja di penghujung tahun 2010. “Program tersebut diluncurkan secara resmi untuk pertama kalinya siaran langsung di gedung Pusat Dokumentasi HB Jassin Taman Ismail Marzuki, Januari 2011,” ujarnya.
Program Bilik Sastra mengudara tiap hari Ahad pukul 13.05 – 14.00, disiarkan langsung dari studio RRI Siaran Luar Negeri Voice of Indonesia Jalan Merdeka Barat, Jakarta.
Karya-karya yang masuk berupa cerpen dan kisah inspirasi, dibacakan penyiar kemudian dibincang atau dikritisi oleh Pipiet Senja. Tidak lupa penulisnya akan dihubungi dan diwawancarai seputar kreativitas kepenulisannya.
“Seringkali saat wawancara langsung tersebut terjadi hal-hal yang di luar dugaan dan mengharukan. Misalnya, cerpenis yang merupakan BMI di Taiwan atau Hongkong harus bersembunyi di kamar mandi sambil menjawab telepon dari VOI RRI, karena takut dimarahi majikannya,” ungkap Pipiet Senja yang berulang kali memberikan pelatihan menulis untuk para BMI di Hongkong dan Taiwan.
Pada tahun pertama, 2011, karya-karya yang masuk didominasi oleh Taiwan. Menyusul karya-karya dari Hongkong, Macau, Singapura dan Malaysia.
Beranjak ke tahun-tahun selanjutnya, karya-karya dari para penulis yang bermukim di mancanegara ini semakin banyak, menyerbu meja Bilik Sastra.
“Hingga saat ini tercatat antara lain dari negara-negara Hongkong, Taiwan, Macau, Malaysia, Singapura, Australia, Inggris, USA, Kanada, Arab Saudi, Yaman, Mesir dan Turki,” kata Pipiet.
Kemudian muncul usulan untuk membukukan karya-karya terbaik dan memberikan penghargaan bagi para penulis. Penghargaan tersebut dinamakan Bilik Sastra Award yang dimulai sejak 2011, dan kini memasuki tahun keempat. “Karya-karya para pemenang dan finalis dibukukan dan diterbitkan oleh VOI RRI,” ungkap Edy Sukmana.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/10/04/ncvxuz-mahasiswi-alazhar-juara-bilik-sastra-voi-rri-award-2014-1
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/10/04/ncvy2c-mahasiswi-alazhar-juara-bilik-sastra-voi-rri-award-2014-2habis
Jangn lupa tinggalkan jejakmu!