PPMI Mesir bekerja sama dengan PWK PII Mesir melaksanaka acara nobar film “Pengkhianatan G30S PKI” di Aula Daha KMJ, Sabtu, 30 September 2017.
Acara yang dimulai pada pukul 17.00 waktu Kairo ini dibuka dengan pemutaran sepertiga film, yang kemudian dilanjutkan dengan pembedahan film. “Meski pemutaran film memang lama, sekitar 4 jam, namun antusiasme penonton terlihat dari masih bertahannya penonton hingga jam 11 malam, kecuali beberapa peserta wanita yang pulang demi keamanan,” ujar Zaini, salah satu
Acara dibuka dengan sambutan dari ketua PWK PII Mesir, Rona Rohmana dan Wakil Presiden PPMI Mesir, Fakhry Emil Habib. Dalam sambutannya, Habib menyatakan bahwa yang ditekankan di dalam acara ini bukan hanya masalah pengkhianatan PKI, namun pemahaman komunis dan marxis secara umum, sebab PKI hanyalah representasi dari pemikiran antituhan komunis. “Bahkan ayahanda dari Habib Umar bin Hafiz pun dulunya merupakan korban penculikan dan pembunuhan antek-antek komunis di Yaman,” ujarnya.
Ia juga menghimbau mahasiswa untuk memantapkan keilmuan agama selama di Mesir karena memang agamalah yang mampu menjaga kedaulatan Indonesia dari paham antituhan. “Jangan sampai Negara kita menjadi seperti Uni Soviet ataupun Korea yang terpecah disebabkan paham komunis,” tambahnya.
Hadir sebagai pembedah film, Harun Syaifullah Syafa, Yahya Ibrahim, Ahsan Nur Ahmad dan Ahmad Muhakam Zain. Masing-masing pembedah memberikan pandangan mendalam terkait PKI sesuai dengan latar belakang masing-masing, terutama Muhakam yang kakeknya merupakan salah satu korban kebiadaban PKI. “Tetapi kita jangan membenci tanpa dasar,” pesannya.
Yahya Ibrahim memaparkan bahwa masalah dengan PKI tidak seharusnya berlarut-larut, selama pemahamannya telah hilang. Sebab anak-keturunan PKI tidak menanggung dosa pendahulu mereka. “Yang kita permasalahkan adalah pemahaman mereka yang memang tidak akan bisa dikompromikan dengan pemahaman beragama,” tegasnya.
Jangn lupa tinggalkan jejakmu!