Dua sosok yang membuatku takjub. Bukan karena ilmunya. Bukan juga karena tingginya pendidikan yang beliau tempuh. Bukan juga posisi jabatan yang beliau emban. Lebih dari itu semua.
Mungkin banyak ulama yang lebih dari segi ilmu ataupun pendidikan. Tapi tidak semua mempunyai ilmu yang berasal dari Rasulullah SAW yang sering kita sebut dengan ulama pewaris ilmu Rasulullah SAW (العلماء ورثة الانبياء) . Ilmu sendiri terbagi menjadi empat ilmu yaitu ilmu ayami marifatillah, ilmu tazkiyatu nafs, ilmubi ahkam dan imu bi marifat ahkam. Derajat yang tertinggi adalah ilmu marifat ahkam karena tidak seorang pun yang memiliki ilmu ini kecuali ulama ‘arif billah. Mungkin selama ini kita belajar apa hukum sholat, apa saja rukunnya dan sebagainya tapi kita tidak tahu kenapa sholat diwajibkan bagi seluruh muslim tanpa terkecuali. Kenapa puasa harus seperti ini. Kenapa dan kenapa.
Perbedaan inilah yang sangat mencolok antara ulama yang mengambil ilmu langsung dari sumbernya dan ulama yang mengambil ilmu dari buku saja. Seperti terjadi di zaman akhir seperti sekarang banyak ulama memahami sesuatu dari apa yang di baca yang memungkinkan salah pemahaman dari bacaannya. Akibatnya pemikiran-pemikiran melenceng pun bermunculan.
Bukan membandingkan atau melebihkan, bukan juga ta’asub. Penilaian pribadi terhadap dua sosok ulama, syaikh maulana Abdus Salam Ali Syita dan murid beliau syaikh maulana ‘Ala Muhamad Mustofa Na’imah. Dua sosok ulama pengikut sayidina Rasulullah SAW bukan hanya ilmu tapi perilaku. Ilmu yang diterapkan dengan amal karena kecintaannya kepada habibullah sayidina Rasululla SAW.
اللهم انا نسألك بنور الذي عليه سيدنا محمد صلى الله عليه و سلم أن تغمسنا في بحر أنواره أن تملأ قلوبنا في اسراره
Jangn lupa tinggalkan jejakmu!