A. Latar Belakang
Keunggulan utama yang dipandang dari pelajar ilmu agama, baik itu santri pesantren, apalagi pelajar yang menempuh studi di Timur Tengah; adalah kemampuannya dalam membaca dan memahami teks-teks berbahasa Arab, terutama kitab-kitab turats sebagai warisan berharga umat Islam dari pendahulunya.
Namun patut disayangkan, banyak pelajar yang menempuh studi di Mesir yang dikenal dengan kebesaran nama Al-Azhar mengalami kesulitan dalam memahami dan mengaplikasikan Bahasa Arab. Baik itu kesulitan memahami buku diktat di perkuliahan, memahami dosen dan masyaikh, kesusahan dalam berbicara, apalagi untuk menulis dalam Bahasa Arab dengan baik.
Problematika ini tentu menjadi keprihatinan bersama. Banyak upaya yang telah dilakukan para aktivis akademis untuk menanggulangi permasalahan adik-adiknya dalam minimnya potensi Bahasa Arab. Tetapi kami mencoba melihat langsung akar dan pangkal permasalahan menurut banyak pengamat dari kalangan mahasiswa-mahasiswa senior.
Hemat kami, pangkal dari permasalahan adalah keterbatasan pelajar dalam penguasaan ilmu-ilmu alat. Karena sebenarnya dengan menggenggam ilmu alat ini sebagai kunci, pelajar nantinya akan bisa bergerak mandiri. Dengan penguasaan yang komprehensif pada ilmu-ilmu alat, akan menjadi pondasi kuat untuk membangun malakah-malakah yang lain seperti kecakapan berkomunikasi bahkan public-speaking dalam Bahasa Arab, bakat menulis dengan Bahasa Arab dan ketajaman menganalisa teks-teks berbahasa Arab, baik yang bergenre ilmiah ataupun sastra.
Memang banyak lembaga penyedia belajar bahasa Arab. Tetapi dengan kondisi yang kurang terkontrol dan tidak ada sistem absen, sulit untuk mencapai target terselesaikannya pembelajaran dari awal hingga akhir.
Oleh karena itu, PPMI Mesir sebagai organisasi induk dengan peran strategisnya dituntut untuk mengakomodir permasalahan-permasalahan dan menggandeng pihak-pihak yang bisa diajak untuk bekerjasama dalam meningkatkan kualitas Bahasa Arab pelajar di Mesir. Dengan memberdayakan mahasiswa-mahasiswa senior yang memiliki ilmu cukup untuk mengajarkan kepada adik-adik mahasiswa baru dengan semangatnya yang masih segar yang membutuhkan bimbingan.
Dengan latar belakang pemikiran ini, serta dengan orientasi jangka panjang penyiapan kader-kader ulama dan cendikiawan muslim terbaik di masa mendatang, Departemen Keilmuan PPMI Mesir 2019-2020 berniat mengadakan Dauroh Ilmu-Ilmu Alat untuk Mubtadi dengan petunjuk teknis yang akan kami rincikan pada bagian selanjutnya.
B. Tujuan
a. Menyiapkan bekal bagi mahasiswa baru dalam menghadapi dunia perkuliahan.
b. Menguatkan pondasi peserta dalam memahami kitab turats.
c. Menjembatani kepada talaqqai-talaqqi pada level yang lebih tinggi.
Melihat banyaknya pelajar yang berminat untuk talaqqi pada syekh, tetapi tidak bisa mengambil manfaat dari kehadirannya itu karena tidak mampu memahami.
Dengan sistem pembimbingan ini juga, tidak hanya materi ilmu alat yang diajarkan, tetapi mentor juga diharapkan dapat memberikan pengarahan dan rekomendasi kepada Masyaikh dan buku-buku yang cocok dengan pelajar.
d. Mengasah skill mentor dauroh yang terdiri dari masisir senior dalam mentransferkan ilmunya, agar siap menjadi pengajar yang handal.
e. Mewujudkan relasi tarbiyah yang baik antara senior dan junior, serta mningkatkan rasa kepedulian kepada teman-teman baru yang membutuhkan pembimbingan dan pengarahan.
f. Membangkitkan suasana pembelajaran yang lebih terasa di kalangan masisir, dengan rasa kekeluargaan dan rasa saling berbagi.
C. Petunjuk Teknis
1. Kurikulum Pengajaran
Dauroh ini dirancang untuk berjalan secara berkelanjutan dengan target menuntaskan empat ilmu alat dalam jangka waktu 8 bulan. Empat ilmu alat dasar yang dimaksud yaitu:
a) Nahwu: Kitab al-Tuhfah al-Saniyyah. (2 bulan)
b) Sharaf: Kitab Matan al-Bina. (2 bulan)
c) Balaghah: Kitab al-Jauhar al-Maknun. (2 bulan)
d) Mantiq: Kitab Syarh Sullam al-Akhdari. (2 bulan)
2. Sasaran Peserta
Program ini diprioritaskan untuk mahasiswa baru kedatangan 2018 untuk mematangkan persiapan mereka masuk kuliah. Atau dapat juga diikuti oleh mahasiswa kedatangan 2017 yang membutuhkan.
3. Jumlah peserta
Melihat urgensi ilmu alat dan efisiensi system yang ditawarkan program ini, diharapkan dauroh intensif ilmu alat ini dapat menjaring sebanyak-banyaknya peserta.
Namun melihat keterbatasan tenaga pengajar dan kerealistisan, jumlah peserta dibatasi sampai 120 orang, yang akan dibagi menjadi kelompok-kelompo
k. Misalnya 120 peserta ini akan dibagi menjadi 8 kelompok dengan jumlah setiap kelompok terdiri dari 15 orang.
k. Misalnya 120 peserta ini akan dibagi menjadi 8 kelompok dengan jumlah setiap kelompok terdiri dari 15 orang.
4. Pengajar/Mentor
Jumlah mentor disesuaikan dengan jumlah peserta. Apabila peserta ada 100 orang, maka jumlah pengajar yang dibutuhkan ada 10 orang. Adapun ketentuan-ketentuan mentor idealnya sebagai berikut:
a) Terdiri dari masisir yang mutamakkin dalam memahami kitab matan nahwu dasar. Atau minimal berada pada level Kitab Qathrun Nada.
b) Idealnya minimal tingkat empat, atau pernah menghabiskan salah satu kitab nahwu mu’tamad bersama satu syekh.
c) Selain kemampuan memahami, setiap mentor juga idealnya yang bisa mengajar secara efektif dan efisien, dengan bisa menyiapkan target dan metode mengajar secara umum dalam jangka waktu sebagaimana tertera di bawah.
5. Target waktu
Setiap satu ilmu alat dihabiskan dalam 2 bulan. Dengan dua bulan ini, kami rasa cukup untuk memberikan gambaran dasar bagi peserta untuk memahami kitab yang diajarkan. Adapun rancangan silabus yang telah kami coba kalkulasikan dapat dilihat di halaman berikutnya.
6. Timeline Waktu dan Tempat.
Untuk dauroh pertama dalam Ilmu Nahwu dengan Kitab al-Tuhfah al-Saniyyah, direncanakan akan start mulai 24 Agustus 2019 M. Dengan jam yang bisa menyesuaikan sesuai kesepakatan antar guru dan kelompok.
Adapun tempatnya, akan diminta pada perumahan-perumahan masisir sesuai dengan pembagian kelompok,
D. Penutup
Melihat urgensi dari penguasan Bahasa Arab dan perlunya ada kegiatan berkelanjutan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, oleh karena itu, besar harapan kami kepada semua pihak untuk mendukung berjalannya program ini, baik melalui parsitipasi langsung dalam mengajar, menjadi peserta, memobilisasi adik-adik baru kita untuk bergabung, serta memberi dukungan moril, masukan dan saran.
Terakhir, hanya kepada Allah Subhānahu wa Ta’ālā kita memohon agar apa yang kita ikhtiyarkan mendapatkan keridhaan-Nya, serta kita diberikan taufik dan memberikan kelancaran segala urusan kita. Āmīn Yā Rabbal ‘Ālamīn.
Jangn lupa tinggalkan jejakmu!
Cara pendaftarannya gimana ust?
Semoga hasil maksud.. dan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir