Ppmimesir.or.id, Kairo—Realitas zaman terus menerus senantiasa mengalami perkembangan dalam berbagai lini. Hal ini merupakan keniscayaan yang tak dapat dipungkiri. Seperti munculnya gagasan mengenai society 5.0 yang dikemukakan oleh Jepang. Dalam menanggapi realitas tersebut, Kemenko 1 PPMI Mesir menyelenggarakan Diskusi Antar Afiliasi (DIKSI) yang bertema “Pendidikan Islam Era Society 5.0” dengan Muhammad Ruhul Jadid sebagai pemakalah perwakilan dari afilasi Persis pada 23 Juli 2022 di Auditorium KSW, Hay Asyir, Kairo.
Dalam sambutannya Syihabudin Alawy selaku ketua panitia mengatakan bahwa PPMI Mesir sejauh ini sudah melaksanakan DIKSI sebanyak 4 kali, ia menambahkan “Dengan adanya DIKSI menjadi sebuah semangat bagi kita semua, apalagi acara ini akan menunjukan sebuah nuansa intelektual Masisir dalam sisi kajian dan juga memperlihatkan sisi progresifitas Masisir yang semakin membaik dengan memperhatikan problem-problem yang ada di sekitarnya,” ujarnya.
Meskipun acara diselenggarakan dalam hari yang sama dengan Gotong Royong membersihkan lingkungan Darrasah pada pagi hari, Presiden PPMI Mesir, Ahsanul Ulil Albab, Lc. pun turut hadir dalam kesempatan ini dan mengikuti serangkaian acara DIKSI hingga diskusi berakhir.
Muhammad Ruhul Jadid selaku pemakalah dalam penyampaiannya menawarkan sebuah gagasan untuk mengintegrasikan apa yang dikemukakan oleh Jepang mengenai society 5.0 ke dalam pendidikan Islam.
Menurutnya, pendidikan Islam harus dapat senantiasa adaptif dalam mengikuti perkembangan zaman. Ia pun menambahkan bahwa diharapkan dengan hadirnya era society 5.0 dapat menyelesaikan permasalahan yang diakibatkan oleh era industry 4.0, yakni hilangnya pendidikan afektif dalam ranah pendidikan Islam.
Dengan menghadirkan panelis dari beberapa lembaga kajian dari beberapa afiliasi seperti Lakpesdam, PWK PII Wati Republik Arab Mesir, Nahdlatul Wathan Mesir, Muhammadiyah dan Fatayat Syudy Club (FSC). Diskusi kala itu berlangsung menarik, setiap panelis dipersilahkan menyampaikan tanggapan atas gagasan yang ditawarkan oleh pemakalah. Diantaranya yakni mempersoalkan solusi konkret dalam bentuk integrasi yang dimaksudkan oleh pemakalah.
Selain dari panelis, audiens pun diberi kesempatan untuk bertanya kepada pemakalah dan ikut menanggapi. Walaupun pertikaian gagasan terlihat membara acara diskusi tersebut ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah. (Rafa)