Ppmimesir.or.id, Kairo— Prof. Dr. Anhar Gonggong mengawali materi webinar dengan pertanyaan kepada para partisipan, “Selama kita merdeka, kita tempatkan masalah-masalah sosial itu, di mana dan bagaimana? apakah ia memiliki makna tertentu dalam proses kemerdekaan kita?” Prof. Anhar kemudian menyampaikan pentingnya masalah sosial-budaya yang sering tidak disadari oleh para pemimpin, dan salah satu faktor sosial-budaya yang hilang dari masyarakat, terutama dari para pemimpin adalah rasa syukur.
Pernyataan tersebut diutarakan dalam acara menyambut semarak hari kemerdekaan Republik Indonesia, Kementrian Koordinator Sosial Budaya Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir, pada hari Rabu (25/08/2021). Webinar Kebangsaan tersebut mengangkat tema “Refleksi Sistem Sosial-Budaya di Umur Indonesia ke-76”. Acara tersebut dilaksanakan secara virtual via Zoom untuk mendiskusikan kembali sistem sosial-budaya yang telah mengakar di Indonesia dan bagaimana mengatasi masalah-masalah yang melingkupinya.
Dengan dimoderatori oleh Muh. Luthfan Ilham, Menteri Koordinator III PPMI Mesir, acara berjalan dengan penuh khidmat. Narasumber terdiri dari tokoh-tokoh terkemuka, di antaranya Prof. Dr. Anhar Gonggong, M.A. sebagai Sejarawan Indonesia, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M.Phil. sebagai Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada, dan Drs. Luthfi Rauf, M.A. selaku Dubes Indonesia di Mesir.
Sambutan dibawakan oleh Ahsanul Ulil Albab selaku Presiden PPMI Mesir, “Kita perlu memantik api perjuangan kita sebagai mahasiswa, tidak hanya dengan semangat yang tinggi, namun juga memiliki tujuan yang jelas dalam berbangsa dan bernegara,” ujarnya. Ulil kemudian melanjutkan dengan memaparkan kontribusi mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Mesir yang berperan besar bagi kemerdekaan Indonesia, seperti M. Zein Hassan yang mengikuti Kongres Pan Arab (cikal bakal Liga Arab) dengan cara menyamar sebagai delegasi Iran dan menyampaikan orasi yang berisi aspirasi menggalang dukungan untuk kemerdekaan Indonesia.
Prof. Dr. Heddy Shri Ahisma Putra lalu melengkapi dengan memaparkan sosial-budaya dari sisi antropologi, Prof Heddy menjelaskan perlunya melihat kembali kekayaan budaya yang mengakar di Indonesia dari masa ke masa dan bertebaran di berbagai daerah, hal ini tak lain untuk menanamkan nilai-nilai kesatuan dalam keragaman budaya Indonesia.
Sebelum beranjak ke sesi diskusi antara narasumber dan partisipan, Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Drs. Luthfi Rauf berharap generasi muda dan mahasiswa yang akan melanjutkan tampuk kepemimpinan bangsa untuk tetap merasa bangga, serta menggelorakan semangat persatuan dan keragaman, karena Indonesia adalah bangsa yang besar dan mampu mengatasi berbagai macam tantangan.
Reporter: Nazhril Fathma Madina